Laboratorium
sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya percobaan atau
penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan
atap atau alam terbuka misalnya kebun botani. Pada pembelajaran sain termasuk Fisika
di dalamnya keberadaan laboratorium menjadi sangat penting. Pada konteks proses
belajar mengajar sains di sekolah-sekolah seringkali istilah laboratorium
diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat
sejumlah alat-alat dan bahan praktikum. Atas dasar inilah pembahasan kita
tentang pengelolaan laboratorium akan dibatasi pada laboratorium yang berupa
ruang tertutup.
A. Desain
Laboratorium
Bagaimanakah
bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah ukurannya? Pertanyaan-pertanyaan
ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena sebuah laboratium dibangun
untuk tujuan tertentu. Artinya sebelum laboratoium itu dibangun harus tahu dulu
untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Misalnya
laboratorium yang akan digunakan untuk pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah
tentunya akan memiliki bentuk yang berbeda dengan laboratorium untuk
penelitian. Demikian pula, laboratorium untuk penelitian atau percobaan
fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk ekologi. Pada umumnya
bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa
sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.
Disamping
bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang
bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan
percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi
kapasiitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu
kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium
dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa,
dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan
luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan
ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap mahasiswa.
1.
Jenis Laboratorium
Seperti telah disinggung di muka bahwa laboratirum dapat
bermacam-macam jenisnya. Di sekolah menengah, umumnya jenis laboratorium
disesuaikan dengan mata pelajaran yang membutuhkan laboratorium tersebut.
Karena itu di sekolah-sekolah untuk pembelajaran IPA biasanya hanya dikenal
laboratorium fisika, laboratorium kimia dan laboratorium biologi. Di SLTP
mungkin hanya ada laboratorium IPA saja. Di Perguruan Tinggi, untuk satu
jurusan saja, mungkin terdapat banyak laboratorium..
Kadang-kadang atas pertimbangan efisiensi, suatu ruangan
laboratorium difungsikan sekaligus sebagai ruangan kelas untuk proses belajar
mengajar IPA . Laboratorium jenis ini dikenal sebagai Science
classroom-laboratory. Kelebihan jenis laboratorium ini berrsifat multi
guna. Contoh tata letak laboratorium jenis ini dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Gambar 1. Tata letak Science
Classroom-laboratory
2.
Tata
Letak Laboratorium
Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau
layout bangunan laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan
begitu saja kepada seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak
sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum
membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan
laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.
Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak
terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan
laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan
laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium
harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya
misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau
bangunan laboratorium.
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak
ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari
ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para
siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari
ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk
menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan
baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama
digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan
alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan
tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room),
ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang
adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai
peralatan laboratorium dan kenyamanan para pengguna laboratorium.
Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan
dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh
disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam.
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang
persiapan dan ruang penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah
bangunan laboratorium 100 m2, 70 – 80 m2 diguanakan untuk
ruang utama tempat praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat ditempati lemari
yang akan digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang
persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan penyiapan
bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan. Contoh tata letak ruangan-ruangan
laboratorium beserta ukurannya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2. Tata letak ruang
laboratorium berikut meja samping, meja demonstrasi, meja dan kursi praktikum,
panggung, papan tulis, bak cuci dan terminal listrik
a.
Ruang praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah
laboratorium fisika sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya
proses pembelajaran fisika di laboratorium. Proses pembelajaran fisika di dalam
ruang praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum perorangan
atau kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut
tempat yang lebih luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas
biasa, oleh karena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan
bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses pembelajaran. Luas ruang
praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang akan
melaksanakan proses pembelajaran fisika di dalamnya. Luas ruang praktikum
biasanya antara satu setengah sampai dua kali luas ruang kelas. Agar
kegiatan proses pembelajaran di dalam ruang praktikum dapat berjalan dengan
baik, maka ruang praktikum hendaknya memiliki fasilitasfasilitas utama sebagai
berikut :
·
Instalasi listrik (untuk percobaan,
demonstrasi, penerangan dan lain-lain), instalasi air dengan bak cucinya,
instalasi gas, dan instalasi limbah.
·
Fasilitas mebeler berupa meja dan
kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja demonstrasi untuk guru, loker
penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan alat-alat praktikum.
·
Papan tulis, dan mungkin layar untuk
OHP dan LCD.
Untuk
menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di dalamnya, sebaiknya ruang praktikum
memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
·
Ventalasi udara yang cukup, dapat
berupa jendela, langit-langit yang tidak tertutup rapat, atau mungkin kipas
angin (exhous-van).
·
Pintu masuk dan pintu keluar yang
berbeda dengan daun pintu terbuka ke luar.
·
Pintu yang berhubungan langsung
dengan ruang persiapan dan ruang guru serta dapat teramati dari.kedua ruangan
itu.
·
Kotak P3K.
·
Fasilitas pemadam kebakaran.
b.
Ruang guru
Ruang guru di laboratorium adalah tempat kerja bagi penanggung jawab
laboratorium dan guru yang melaksanakan proses pembelajaran di laboratorium.
·
Ruang guru terdapat di dalam
laboratorium, dengan satu pintu masuk dan keluar yang sama melalui ruang
praktikum.
·
Ruang guru dan ruang praktikum
sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening sehingga dari dalam ruang ini
guru dapat mengawasi kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum.
·
Ruang guru memiliki instalasi
listrik dan ventilasi udara yang baik.
·
Memiliki fasilitas mebeler seperti :
Ø
Kursi dan meja tulis untuk satu
orang guru atau lebih.
Ø
Lemari atau rak buku.
Ø
Lemari untuk keperluan administrasi.
Ø Loker
atau rak untuk menyimpan pekerjaan tulis siswa yang akan diperiksa oleh guru.
Dalam ruang ini dapat dilaksanakan pekerjaan administrasi laboratorium seperti
:
Ø
Inventarisasi alat-alat laboratorium
Ø
Administrasi penggunaan alat-alat
laboratorium.
Ø
Administrasi peminjaman alat-alat
laboratorium.
Ø Pengelolaan
kegiatan laboratorium.
· Di dalam ruang guru juga dapat
dilaksanakan pekerjaan akademik laboratorium seperti :
Ø
Merencanakan kegiatan laboratorium.
Ø
Menyusun jadwal kegiatan
laboratorium.
Ø Memeriksa
pekerjaan siswa.
c.
Ruang persiapan
Ruang
persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan perawatan dan persiapan
alat-alat laboratorium.
·
Bila sekolah atau laboratorium
memiliki petugas laboran, ruang persiapan juga dapat digunakan sebagai ruang
kerja laboran dalam melayani kegiatan laboratorium kepada guru dan siswa.
·
Ruang persiapan terdapat di dalam
laboratorium, diantara ruang praktikum dan ruang ruang penyimpanan atau gudang.
·
Ruang
persiapan dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening
atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini guru atau laboran dapat melihat
kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum.
· Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi
udara yang baik.
· Memiliki fasilitas mebeler seperti :
Ø Kursi dan meja kerja untuk melakukan
perawatan dan persiapan alat-alat laboratorium..
Ø Lemari atau rak alat-alat.
Ø Loket peminjaman alat-alat.
·
Di dalam ruang ini dapat
dilaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan alat-alat laboratorium seperti
:
Ø Memeriksa jumlah kelengkapan alat.
Ø Memeriksa keadaan .
Ø Memperbaiki.
Ø Membersihkan.
Ø Mengkalibrasi
ulang.
·
Di dalam ruang ini juga dapat
dilaksanakan pekerjaan mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam
kegiatan laboratorium seperti :
Ø
Pemeliharaan dan perawatan.
Ø
Setting.
Ø Uji
coba
d.
Ruang penyimpanan.
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai
gudang laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk menyimpan
alat-alat yang sedang tidak digunakan. Ruang penyimpanan terdapat di dalam
laboratorium di sebelah dalam ruang persiapan.
·
Demi keamanan dan kemudahan
penyimpanan dan pengambilan alat-alat, ruang penyimpanan atau gudang biasanya
hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar melalui ruang persiapan.
·
Ruang penyimpanan atau gudang harus
memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
·
Memiliki fasilitas mebeler seperti :
Ø
Macam-macam lemari alat-alat dan
bahan-bahan.
Ø Macam-macam
rak untuk alat-alat.
Sekali lagi dapat diperhatikan bahwa
pada kenyataannya di lapangan, jumlah, bentuk, ukuran, kualitas dan lokasi
setiap ruang-ruang laboratorium dapat saja berbeda antara satu sekolah dengan
sekolah lainnya, bergantung kepada keadaan di masing-masing sekolah. Hal itu
dapat terjadi misalnya karena laboratorium didirikan dengan memanfaatkan
ruangan-ruangan tertentu yang sudah ada di sekolah. Akan tetapi, seandainya
laboratorium di bangun baru di tanah kosong, maka perencanaannya hendaklah
memperhatikan perbandingan yang proporsional antara ruang yang satu dengan
ruang yang lainnya, dan antara setiap ruangan yang dibuat hendaknya mudah
saling mengakses selama kegiatan laboratorium berlangsung.
B. Peranan
Laboratorium dalam Pembelajaran
Telah
dibicarakan di muka bahwa laboratorium memiliki peran sebagai tempat
dilakukannya percobaan atau penelitian. Di dalam pembelajaran sains,
laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan penunjang dari kegiatan kelas.
Bahkan mungkin sebaliknya bahwa yang berperan utama dalam pembelajaran sain
adalah laboratorium, sedangkan kelas sebagai tempat kegiatan penunjang. Fungsi
lain dari laboratorium adalah sebagai tempat display atau pameran.
Contohnya kita dapat menyaksikan adanya sejumlah spesimen hewan atau tumbuhan
yang sengaja dipampang untuk pembelajaran. Kadang-kadang di dalam laboratorium
juga dikoleksi sejumlah spesies langka atau bahkan yang sudah punah, baik yang
mikroskopis maupun yang makroskopis. Dalam hal ini laboratorium ternyata juga
dapat berperan sebagai musium kecil. Selain itu masih banyak lagi peranan
laboratorium, sebagai perpustakaan IPA, sumber-sumber IPA.
C. Fasilitas
Laboratorium
Laboratorium
yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai
laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa
fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan
fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya
penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas
khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja
guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang,
lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.
Penerangan
Ruang
laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah sesuai
kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik.
Ventilasi
Laboratorium
IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk laboratorium Fisika yang
sering menggunakan bahan-bahan mudah menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak
dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti
kipas penyedot (ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu
pergantian udara menjadi lebih baik.
Air
Air
merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama untuk
laboratorium Fisika. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup.
Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang
baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari
logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga
aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar laboratorium
biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang
mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut. Beberapa
kebutuhan instalasi air yang harus diperhatikan, yaitu:
·
Kebutuhan instalasi air di laboratorium adalah untuk
keperluan proses pembelajaran yaitu eksperimen dan demonstrasi, merawat dan
memelihara alat-alat laboratorium yang dapat dibersihkan dengan air, memelihara
kebersihan laboratorium, dan untuk mencuci tangan.
·
Komponen Instalasi air terdiri dari saluran air bersih dari
sumbernya ke dalam laboratorium, salurang air buangan (limbah), dan bak cuci
lengkap dengan kran airnya.
·
Bak Cuci dapat dipasang di bagian ruangan
yang memerlukan, namun hendaknya jauh dari lemari alat-alat yang tidak tahan
terhadap kelembaban dan dari stop kontak listrik. Biasanya bak cuci di pasang
di ruang guru, di bagian pinggir ruang praktikum, di dekat meja demonstrasi,
dan dapat juga di dekat meja praktikum. Bak cuci sebaiknya tidak usah dipasang
di ruang persiapan dan di gudang.
Listrik
Pada
laboratoium Fisika, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting. Besarnya
daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama
alat-alat laboratorium yang membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace,
autoclave dan lain-lain. Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil
atau tidak.Tegangan listrik yang tidak stabil dapat merusak alat-alat. Harus
diperhatikan pula instalasi listrik, jangan didekatkan dengan aliran air dan
gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang mudah dijangkau. Terminal
out let harus mudah dijangkau. Instalasi listrik secara periodic perlu
diperiksa kondisinya. Kabel-kabel listrik secara periodic disikat untuk
menghilangkan bahan-bahan korosif yang biasanya menempel pada permukaan kabel. Socket
dan plug harus diperiksa apakah masih berfungsi dengan baik atau
rusak (aus). Apabila rusak harus segera diganti. Periksa juga secara periodic
hubungan kabel ke socket apakah masih terikat dengan kuat.
·
Kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium
adalah untuk :
o Memberikan penerangan di semua ruangan laboratorium yaitu
di ruang praktikum, di ruang guru, di ruang persiapan, dan di ruang penyimpanan
atau gudang
o Memfasilitasi proses pembelajaran di laboratorium yaitu demonstrasi,
eksperimen dan penelitian, atau penggunaan OHP, LCD dan amplifier.
o Memfasilitasi pekerjaan administrasi
laboratorium, yaitu untuk pemasangan
mesin tik elektronik atau komputer.
·
Komponen instalasi listrik laboratorium dapat
terdiri dari jaringan kabel, sikring, lampu, saklar dan stop kontak, lebih baik
kalau dilengkapi dengan stabiliser.
·
Jaringan instalasi listrik di laboratorium
dapat dipasang pada langit-langit ruangan, dinding ruangan, lantai, meja praktikum,
meja demonstrasi, dan meja persiapan.
Mebeler
Yang dimaksud dengan fasilitas mebeler adalah peralatan
mebel seperti meja, kursi, lemari, rak dan sebagainya. Pada prinsipnya semua
mebeler adalah sama, namun karena fungsi dan tujuan pemakaiannya, maka mebeler
laboratorium biasanya memiliki bentuk, ukuran, dan jenis bahan tertentu yang
dapat berbeda dengan mebeler lainnya. Sesuai dengan tujuan pemakaian dan
fungsinya, fasilitas mebeler laboratorium dapat terdiri dari bermacam-macam
meja, kursi, lemari, rak dan loker, seperti yang akan dikemukakan berikut ini :
a.
Meja
Macam-macam
meja di laboratorium adalah meja praktikum, meja demonstrasi, meja persiapan
dan meja tulis.
·
Meja praktikum
Ø
Untuk siswa melakukan praktikum atau
kegiatan pembelajaran di laboratorium.
Ø Satu meja untuktuk satu percobaan dan satu percobaan dapat
dilakukan oleh dua sampai 4 orang siswa.
Ø Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali meja belajar di
kelas dengan atau misalnya tinggi 75 cm, lebar 70 cm dan panjang 120 cm.
Ø Dilengkapi dengan instalasi listrik.
Ø Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit)
dengan meja yang lainnya.
·
Meja demonstrasi
Ø Untuk guru melakukan demonstrasi atau kegiatan pembelajaran
di laboratorium.
Ø Dipasang di bagian depan ruang praktikum di depan papan
tulis.
Ø Ukuran panjangnya kira-kira dua kali meja praktikum dengan
lebar dan tinggi yang sama atau bisa juga tinggi 75 cm, lebar 80 cm dan panjang
200 cm.
Ø Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
Ø Di samping meja demonstrasi dapat dipasang bak cuci.
·
Meja persiapan
Ø Untuk guru dan atau laboran untuk mempersiapkan alat-alat
yang akan digunakan untuk proses pembelajaran.
Ø Dipasang di ruang persiapan.
Ø Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi.
Ø Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
·
Meja tulis
Ø Untuk guru.
Ø Di
pasang di ruang guru di laboratorium.
Ø Ukurannya sama dengan ukuran meja tulis pada umumnya,
lengkap dengan laci-lacinya
b. Kursi
Kursi
di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru dan kursi praktikum untuk
siswa melakukan percobaan atau mengikuti pembelajaran di laboratorium.
Ø
Kursi praktikum biasanya dibuat
tanpa sandaran punggung dan tangan.
Ø Kursi praktikum umumnya dibuat dari
rangka besi tingginya sekita 50 cm dan tempat duduknya terbuat dari kayu
berbentuk dengan diameter sekitar 25 cm.
Ø Agar
tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara berisik ketika digeser,
bagian bawak (telapak) kaki kursi sebaiknya dilapisi plastik, kayu atau karet.
c. Lemari
Lemari
di laboratorium terutama dapat dibedakan atas lemari alat, lemari buku, dan
lemari administrasi.
·
Lemari alat
Ø Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat
laboratorium.
Ø Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi
yang disimpan di ruang penyimpanan, dan lemari pendek yang terdapat di bagian
pinggir ruang praktikum.
Ø Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang
praktikum, juga dapat digunakan sebagai meja praktikum, misalnya untuk
percobaan yang menggunakan instalasi gas..
Ø Semua
lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus terbuat dari bahan yang
kuat untuk menahan beban yang cukup berat, sebaiknya tidak dari partikel blok
atau tripleks dan multiplek yang terlalu tipis.
Ø Agar tidak menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat-alat
biasanya berupa pintu geser.
Ø Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya
terbuat dari kaca, agar mudah dilihat alat apa yang terdapat di dalamnya.
Ø Pintu lemari alat-alat harus dilengkapi dengan kunci yang
menjamin keamaan alat-alat di dalamnya.
Ø Alas
tahapan lemari alat sebaiknya dapat dibongkar-pasang untuk memudahkan
penyimpanan alat-alat yang lebih tinggi dari tinggi tahap yang tersedia.
·
Lemari administrasi
Ø Lemari administrasi adalah lemari
yang digunakan untuk menyimpan segala format
Ø administrasi
laboratorium.
Ø Lemari
ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam, dengan ukuran yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan tempat.
Ø Jumlah
lemari administrasi jangan terlalu banyak dibandingkan dengan jumlah lemari
alat.
Ø Lemari ini disimpan di ruang guru,
dan diberi kunci.
·
Lemari buku
Ø Digunakan untuk menyimpan berbagai
buku kepustakaan laboratorium.
Ø Lemari
ini sebaiknya berninding kaca, dan tidak dikunci, agar setiap pengguna
laboratorium dapat menggunakan buku yang disimpan di dalmnya.
Ø Lemari ini dapat disimpan di ruang
guru.
d. Rak
Ø Rak adalah lemari tanpa dinding,
yang digunakan untuk menyimpan alat-alat.
Ø Alat-alat yang disimpan dalam rak
ini biasanya adalah alat-alat yang memiliki kotak khusus, atau alat-alat yang
tidak terlalu memerlukan perlindungan dari cuaca dan debu.
Ø Rak
dapat disimpan di ruang penyimpanan alat, di ruang persiapan, dan di ruang guru
e. Loker
Ø Loker siswa adalah lemari yang
disediakan di laboratorium khusus untuk menyimpan buku dan tas siswa di dalam
laboratorium.
Ø Loker ditempatkan dibagian pinggir
depan atau belakang ruang praktikum.
Ø Loker di laboratorium biasanya
dibuat hanya berupa kotak-kota dari sekat-sekat dan tahap-tahap tanpa pintu.
Ø Loker dapat dibuat dari bahan kayu
dengan ukuran yang ideal untuk siswa.
Ø Sebaiknya disediakan satu kotak
untuk tiap satu siswa.
Selain itu, perlengkapan
yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya. Misalnya untuk
meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja siswa / mahasiswa ukuran
tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi
dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa
paling belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat
diatur, sehingga siswa / mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan
praktikum / percobaan. Meja samping yang biasa dipakai untuk menyimpan
alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari cor beton. Namun demikian dapat
juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian bawah meja
samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari. Ukuran meja samping panjangnya
bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya antara 50 cm sampai 60 cm
dengan ukuran tinggi 70cm -75 cm. Demikian halnya meja untuk timbangan harus
rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat cocok
dibuat dari cor beton atau dari bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan
bahan hendaknya memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah
posisinya agar memudahkan dalam menata alat-alat yang bervariasi ukurannya.
Adakalanya dibutuhkan suatu lemari yang khusus digunakan untuk menyimpan
mikroskop dan alat optik lainnya. Lemari mikroskop dibuat dengan tahapan (shelve)
yang kokoh dan datar yang dapat dibuat dari bahan logam atau kayu keras.
Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan atau jumlah mikroskop yang dimiliki. Hal
yang perlu diperhatikan untuk lemari mikroskop tersebut adalah diusahakan tidak
lembab agar terhindar dari jamur.
Instalasi
gas
Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk
percobaan-percobaan yang menggunakan kompor/pemanans bunsen seperti untuk
memanaskan air dan sebagainya. Instalasi gas di laboratorium dapat dibuat
dengan menggunakan tabung gas LPG dan penyaluran gas ke kompor/pemanas melalui
pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau lantai ke
kompor/pemanas. Dengan adanya instalasi gas ini, harus diperhatikan instalasi
udara yang cukup di tempat yang tepat untuk membuang kebocoran gas yang mungkin
terjadi. Harus diingat bahwa kalau menggunakan gas LPG maka gas itu lebih berat
dari udara sehingga lubang pembuangan kebocoran gas itu harus di bagian bawah
dinding atau cukup rendah.
D. Personal
Agar kesinambungan
daya guna laboratorium dapat dipertahankan, laboratoratorium perlu dikelola
secara baik. Salah satu bagian dari pengelola lab ini adalah staf atau personal
laboratorium. Staf atau personal laboratorium mempunyai tanggunga jawab
terhadap efektifitas dan efisiensi laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat
dan bahan-bahan praktikum. Pada sekolah menengah, biasanya laboratorium
dikelola oleh seorang penanggung jawab laboratorium yang diangkat dari salah
seorang guru IPA (fisika, kimia atau biologi). Di Perguruan Tinggi yang
bertindak sebagai panggung jawab laboratorium adalah kepala laboratorium yang
dapat diangkat oleh Ketua Jurusan atau Pimpinan Perguruan Tinggi, tergantung
status laboratoriumnya, apakah laboratorium pusat atau laboratorium Jurusan. Di
Sekolah Menengah, pengelola laboratorium bertanggung jawab kepada Kepala
Sekolah. Selain pengelola laboratorium biasanya terdapat pula seorang teknisi
laboratorium. Tugas teknisi laboratorium membantu penyiapan bahan-bahan /
alat-alat praktikum, pengecekan secara periodic, pemeliharaan dan penyimpanan
alat dan bahan. Agar kinerja pengelola laboratorium berjalan baik, perlu
disusun struktur organisasi laboratorium. Pada struktur organisasi tersebut,
dicantumkan pula para guru mata pelajaran fisika, kimia dan biologi sebagai
penanggung jawab masing-masing alat/bahan. Sebagai contoh struktur organisasi
tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:
Tugas
penanggung jawab laboratorium selain mengkoordinir berbagai aspek laboratorium,
juga mengatur penjadualan penggunaan laboratorium. Penjadualan ini
dikoordinasikan dengan bagian kurikulum dan mempertimbangkan usulan-usulan
guru. Pada laboratorium dengan peralatan lab yang rumit atau kompleks, biasanya
perlu diangkat seorang operator alat. Operator alat bertanggung jawab terhadap
alat yang dioperasikannnya, oleh karena itu operator harus selalu siap jika
sewaktu-waktu alat tersebut digunakan.
E. Anggaran
Kelancaran
kegiatan laboratorium dan kesinambungan fungsionalisasi laboratorium sangat
tergantung kepada anggaran yang memadai. Penngertian anggaran disini adalah
suatu proses yang meliputi perencanaan sistematik untuk suatu kegiatan yang
menghemat uang. Untuk laboratorium sains anggaran harus sudah disiapkan dua
atau tiga bulan sebelum tahun ajaran baru dimulai, sehingga cukup waktu untuk
pertimbangan, pembatalan dan finalisasi pesanan-pesanan dann pengadaan alat.
Urutan persiapan anggaran untuk laboratorium sains yang dianjurkan sebenarnya
tidak ada tata cara yang standar disebabkan variasinya administrasi.
Langkah-langkah berikut ini sangat bermanfaat untuk dipertimbangkan dalam
penyusunan anggaran:
1.
Cek semua persediaan alat/bahan
2. Dengan
bantuan guru senior dan asisten laboratorium, mintakan informasi mengenai:
a. Barang
habis tahunan
b. Periode
mana dari tahun ajaran, bahan habis tertentu dibutuhkan untuk digunakan
c. Alat-alat
yang mengalami kerusakan akut
d. Alat-alat
baru yang dibutuhkan pada tahun ajaran yang akan datang
e. Alat/bahan
yang rusak atau hilang
3.
Mencari informasi proyeksi penerimaan siswa pada
tahun ajaran yang akan datang
4.
Pengecekan fasilitas laboratorium mencakup
suplai air, listrik, gas dan lain-lain
5.
Mengecek harga-harga alat/bahan pada saat ini
dan memprediksi harga-harga tersebut pada tahun mendatang
6.
Berdasarkan informasi di atas (1-5) dan hasil
konsultasi dengan guru-guru IPA, masing-masing guru senior menyiapkan daftar
kebutuhan untuk tahun yang akan datang. Daftar yang dibuat harus mencakup tipe
alat, model dan jumlah yang dibutuhkan. Secara umum daftar kebutuhan meliputi:
a.
Bahan habis
b.
Alat-alat gelas, plastik dan logam
c.
ATK
d.
Dan lain-lain
7. Mendiskusikan
hal-hal yang penting dan kritis untuk penyelesaian kebutuhan alat/bahan
tersebut dengan melibatkan Kepala Sekolah dan guru senior.
Pengusulan
kebutuhan alat atau bahan hendaknya dibuat dalam bentuk format pemesanan dengan
mencantumkan nama alat/bahan, spesifikasi yang jelas, jumlah dan estimasi
harganya. Contoh formatnya adalah sebagai berikut:
Untuk memudahkan pemeriksaan alat dan
bahan laboratorium perlu dilakukan inventarisasi yang sistematik. Inventarisasi
ini dapat dibuat pada suatu buku atau secara komputasi sebagai daftar induk.
Hal-hal yang umum diperlukan pada inventarisasai mencakup:
1. Kode
Alat/bahan
2. Nama
alat/bahan
3. Spesifikasi
alat/bahan (Merk, tipe, dan pabrik pembuat alat)
4. Sumber
pemberi alat dan tahun pengadaannya
5. Tahun
penggunaan
6. Jumlah atau
kuantitas
7. Kondisi alat, baik atau rusak
Setiap
alat / barang /bahan / zat yang masuk atau diterima di Madrasah, baik yang
berasal dari permintaan sekolah melalui usulan mapun yang berasal dari bantuan
(dropping) harus dicatat dalam daftar penerimaan alat/bahan. Contoh formatnya
adalah sebagai berikut: