Friday, May 10, 2013

Optik DVD Player jadi Alat Deteksi HIV/AIDS




Optik DVD Player jadi Alat Deteksi HIV/AIDSPenemuan itu diyakini dapat mengurangi biaya tes HIV/AIDS maupun analisis lainnya yang selama ini cukup mahal. "Tim riset kami mengkonversi DVD drive komersial menjadi pemindai mikroskop laser yang dapat menganalisis darah, dan melakukan pencitraan seluler dengan resolusi satu mikrometer," kata Aman Russom, dosen senior di perguruan tinggi milik Kerajaan Belgia itu seperti dilansir laman The Indian Express, Selasa ( 30/4).


Terobosan tes HIV yang murah dan sederhana ini bisa bermanfaat untuk perawatan kesehatan pasien HIV/AIDS di negara berkembang. Dengan teknologi sederhana ini, hanya butuh waktu beberapa menit untuk memastikan seseorang terjangkiti HIV/AIDS.

Sunday, March 10, 2013

Fraunhofer Diffraction

If we focus diffracted light on a screen, using a lens or concave mirror, the Fraunhofer diffraction pattern appears. The screen is placed at the focal plane of the lens or mirror, so that parallel diffracted rays are brought together to interfere. The fringes are brighter and of higher visibility than Fresnel fringes, and much more useful for measurement and other purposes. For this reason, Fraunhofer diffraction is of great importance in optics. It is also easy to analyze for simple geometries--we will not even need any explicit integrals!
Let's begin with a single slit of width a, illuminated by collimated light. At an angle θ = 0, all the wavelets from a wavefront are brought together at the focal point F, and the total amplitude may be denoted by Ro, and the intensity will be Io = Ro2. At an angle θ, wavelets from the bottom of the slit will travel an extra distance a sin θ with respect to those from the top. This corresponds to a phase difference of 2β = 2πa sin θ/&lambda. The plot of the resultant amplitude as we go from top to bottom of the slit will be a circular arc, subtending an angle of 2β, and of total length Ro. The vibration curve is a circle, because the phase difference is proportional to the length of the curve, as in s = rθ. If R is the length of the chord, the resultant amplitude for the whole slit, and r is the radius of the arc, then R = 2r sin β. However, Ro = rβ, so r can be eliminated and we find R = Ro(sin β/β) or R = Rosinc β. This is the single-slit Fraunhofer diffraction pattern. As a becomes comparable to the wavelength, the diffracted light is distributed in a broad cone. The first minimum of R occurs when the vibration arc closes into a circle, at β = π.

Ilusi optik

Ilusi optik telah membuat kagum manusia sepanjang sejarah. Para arsitek Yunani menggunakan ilusi optik untuk memastikan kalau tiang-tiangnya terlihat lurus (mereka membuatnya dengan gembungan).
Penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal akses terbuka BioMed Central, BMC Neuroscience menunjukkan penggunaan yang lebih serius pada ilusi-ilusi ini dalam memahami bagaimana otak menilai ukuran relatif.
Para peneliti dari University College London menggunakan dua ilusi terkenal: ilusi Ebbinghaus, dimana sebuah benda dikelilingi oleh lingkaran-lingkaran kecil terlihat lebih besar daripada benda yang sama bila dikelilingi oleh lingkaran-lingkaran besar, dan ilusi Ponzo, dimana sebuah benda dalam garis memusat (seperti jalur kereta api atau lorong) terlihat lebih besar daripada benda yang sama didekat pengamat.
Ilusi Ebbinghaus : yakin kedua bola oranye sama besar?

Thursday, March 7, 2013

Pemantulan dan Pembiasan

Sebelum belajar lebih jauh mengenai pemantulan dan pembiasan, dasar yang harus dimiliki adalah siswa mampu membedakan sinar datang, sudut datang, sinar pantul, sudut pantul, sinar bias dan sudut bias.
Berikut ini sedikit penjelasan mengenai sinar-sinar dan sudut-sudut tersebut.
Sudut datang : Sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan garis normal
Sudut pantul : Sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dengan garis normal
Sudut bias : Sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal
Pembentukan bayangan pada cermin cekung
cermin-cekung-1.JPG

Friday, March 1, 2013

PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN PARALEL



A.      Judul Percobaan
Pembiasan cahaya pada kaca plan paralel

B.       Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini yaitu untuk menyelidiki dan menentukan nilai indek bias dari kaca palan paralel dan air.

C.      Teori Dasar
Perbedaan cepat rambat cahaya antar satu medium dengan medium lain menyebabkan peristiwa perubahan arah rambat (pembelokan) cahaya pada batas dua medium tersebut. Jika seberkas cahaya melalui bidang batas antara dua buah medium yang berbeda tingkat kerapatannya, cahaya akan mengalami perubahan arah ramabt atau dibelokkan. Peristiwa pembelokkan cahaya pada batas dua medium disebut pembiasan. Jadi, pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya setelah mengalami perubahan medium.

Monday, February 25, 2013

Pembiasan Pada Dua Bidang Batas (Prisma)

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Prisma adalah benda bening yang terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu. Bidang permukannya disebut pembias dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang pembias disebut pembias.
Jika sinar sijatuhkan pada bidang pembias pertama,maka sinar yang keluar dari bidang pembias kedua  membentuk sudut tertentu dengan sinar masuk.sudut yang dibentuk oleh sinar keluar prisma dengan sinar yang masuk keprisma disebut sudut deviasi(D). Selain itu terdapat indeksbias pada prismayaitu nilai perbandinganantara proyeksi sinar datang dan proyeksi sinar pada bidang pembias.

Dari uraian diatas kelompok kami melakukan percobaan “Pembiasan Prisma”. Kami melakukan percobaan tersebut ingin mengetahui berapa sudut deviasi dan indek bias yang dibentuk.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Berapa besar  sudut deviasi prisma?
2.      Berapa besar indek bias bahan prisma?
3.      Bandingkan hasil pengukuran sudut deviasi dengan perhitungan apabila pengukuran r ’ benar?
  1. TUJUAN
1.      Menentukan besar sudut diviasi prisma melalui pengamatan dan pengukuran.
2.      Menentukan indek bias bahan prisma.
3.       membandingkan besar sudut deviasi dari penngukuran dan perhitungan apabila r ‘ benar.

Saturday, December 1, 2012

Pemuaian Zat Cair

Seperti halnya zat padat, zat cair akan memuai volumenya jika dipanaskan. Sebagai contoh, ketika kita memanaskan panci yang berisi penuh dengan air, apa yang akan terjadi pada air di dalam panci tersebut? Pada suhu yang sangat tinggi, sebagian dari air tersebut akan tumpah. Hal ini berarti volume air di dalam panci tersebut memuai atau volumenya bertambah.
Sebagian besar zat akan memuai secara beraturan terhadap penambahan suhu. Akan tetapi, air tidak mengikuti pola yang biasa. Bila sejumlah air pada suhu 0oC dipanaskan, volumenya menurun sampai mencapai suhu 4oC. Kemudian, suhu di atas 4oC air berperilaku normal dan volumenya memuai terhadap bertambahnya suhu, seperti Gambar 6.10. Pada suhu di antara 0oC dan 4oC air menyusut dan di atas suhu 4oC air memuai jika dipanaskan. Sifat pemuaian air yang tidak teratur ini disebut anomali air. Dengan demikian, air memiliki massa jenis yang paling tinggi pada 4oC. Perilaku air yang menyimpang ini sangat penting untuk bertahannya kehidupan air selama musim dingin. Ketika suhu air di danau atau sungai di atas 4oC dan mulai mendingin karena kontak dengan udara yang dingin, air di permukaan terbenam karena massa jenisnya yang lebih besar dan digantik