Wednesday, November 7, 2012

PENGELOLAAN LABORATORIUM


Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya percobaan atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap atau alam terbuka misalnya kebun botani. Pada pembelajaran sain termasuk Fisika di dalamnya keberadaan laboratorium menjadi sangat penting. Pada konteks proses belajar mengajar sains di sekolah-sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan bahan praktikum. Atas dasar inilah pembahasan kita tentang pengelolaan laboratorium akan dibatasi pada laboratorium yang berupa ruang tertutup.
A. Desain Laboratorium
Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah ukurannya? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena sebuah laboratium dibangun untuk tujuan tertentu. Artinya sebelum laboratoium itu dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan untuk pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk yang berbeda dengan laboratorium untuk penelitian. Demikian pula, laboratorium untuk penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk ekologi. Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasiitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap mahasiswa.
1.       Jenis Laboratorium
Seperti telah disinggung di muka bahwa laboratirum dapat bermacam-macam jenisnya. Di sekolah menengah, umumnya jenis laboratorium disesuaikan dengan mata pelajaran yang membutuhkan laboratorium tersebut. Karena itu di sekolah-sekolah untuk pembelajaran IPA biasanya hanya dikenal laboratorium fisika, laboratorium kimia dan laboratorium biologi. Di SLTP mungkin hanya ada laboratorium IPA saja. Di Perguruan Tinggi, untuk satu jurusan saja, mungkin terdapat banyak laboratorium..
Kadang-kadang atas pertimbangan efisiensi, suatu ruangan laboratorium difungsikan sekaligus sebagai ruangan kelas untuk proses belajar mengajar IPA . Laboratorium jenis ini dikenal sebagai Science classroom-laboratory. Kelebihan jenis laboratorium ini berrsifat multi guna. Contoh tata letak laboratorium jenis ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1. Tata letak Science Classroom-laboratory


2.      Tata Letak Laboratorium
Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.
Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan para pengguna laboratorium.
Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam.
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan laboratorium 100 m2, 70 – 80 m2 diguanakan untuk ruang utama tempat praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang akan digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan penyiapan bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan. Contoh tata letak ruangan-ruangan laboratorium beserta ukurannya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Tata letak ruang laboratorium berikut meja samping, meja demonstrasi, meja dan kursi praktikum, panggung, papan tulis, bak cuci dan terminal listrik

a. Ruang praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium fisika sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses pembelajaran fisika di laboratorium. Proses pembelajaran fisika di dalam ruang praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum perorangan atau kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas biasa, oleh karena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran fisika di dalamnya. Luas ruang praktikum biasanya antara satu setengah sampai dua kali luas ruang kelas. Agar kegiatan proses pembelajaran di dalam ruang praktikum dapat berjalan dengan baik, maka ruang praktikum hendaknya memiliki fasilitasfasilitas utama sebagai berikut :
·         Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain), instalasi air dengan bak cucinya, instalasi gas, dan instalasi limbah.
·         Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan alat-alat praktikum.
·         Papan tulis, dan mungkin layar untuk OHP dan LCD.

Untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di dalamnya, sebaiknya ruang praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
·         Ventalasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang tidak tertutup rapat, atau mungkin kipas angin (exhous-van).
·         Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka ke luar.
·         Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru serta dapat teramati dari.kedua ruangan itu.
·         Kotak P3K.
·         Fasilitas pemadam kebakaran.

b. Ruang guru
            Ruang guru di laboratorium adalah tempat kerja bagi penanggung jawab laboratorium dan guru yang melaksanakan proses pembelajaran di laboratorium.
·         Ruang guru terdapat di dalam laboratorium, dengan satu pintu masuk dan keluar  yang sama melalui ruang praktikum.
·         Ruang guru dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening sehingga dari dalam ruang ini guru dapat mengawasi kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum.
·         Ruang guru memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
·         Memiliki fasilitas mebeler seperti :
Ø  Kursi dan meja tulis untuk satu orang guru atau lebih.
Ø  Lemari atau rak buku.
Ø  Lemari untuk keperluan administrasi.
Ø  Loker atau rak untuk menyimpan pekerjaan tulis siswa yang akan diperiksa oleh guru. Dalam ruang ini dapat dilaksanakan pekerjaan administrasi laboratorium seperti :
Ø  Inventarisasi alat-alat laboratorium
Ø  Administrasi penggunaan alat-alat laboratorium.
Ø  Administrasi peminjaman alat-alat laboratorium.
Ø  Pengelolaan kegiatan laboratorium.
·        Di dalam ruang guru juga dapat dilaksanakan pekerjaan akademik laboratorium seperti :
Ø  Merencanakan kegiatan laboratorium.
Ø  Menyusun jadwal kegiatan laboratorium.
Ø  Memeriksa pekerjaan siswa.
     
c. Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan perawatan dan persiapan alat-alat laboratorium.
·         Bila sekolah  atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang persiapan juga dapat digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan laboratorium kepada guru dan siswa.
·         Ruang persiapan terdapat di dalam laboratorium, diantara ruang praktikum dan ruang ruang penyimpanan atau gudang.
·         Ruang persiapan dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini guru atau laboran dapat melihat kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum.
·        Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
·       Memiliki fasilitas mebeler seperti :
Ø  Kursi dan meja kerja untuk melakukan perawatan dan persiapan alat-alat laboratorium..
Ø  Lemari atau rak alat-alat.
Ø  Loket peminjaman alat-alat.
·         Di dalam ruang ini dapat dilaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan alat-alat laboratorium seperti :
Ø  Memeriksa jumlah kelengkapan alat.
Ø  Memeriksa keadaan .
Ø  Memperbaiki.
Ø  Membersihkan.
Ø  Mengkalibrasi ulang.
·         Di dalam ruang ini juga dapat dilaksanakan pekerjaan mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan laboratorium seperti :
Ø  Pemeliharaan dan perawatan.
Ø  Setting.
Ø  Uji coba

d. Ruang penyimpanan.
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai gudang laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat yang sedang tidak digunakan. Ruang penyimpanan terdapat di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang persiapan.
·         Demi keamanan dan kemudahan penyimpanan dan pengambilan alat-alat, ruang penyimpanan atau gudang biasanya hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar melalui ruang persiapan.
·         Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
·         Memiliki fasilitas mebeler seperti :
Ø  Macam-macam lemari alat-alat dan bahan-bahan.
Ø  Macam-macam rak untuk alat-alat.
Sekali lagi dapat diperhatikan bahwa pada kenyataannya di lapangan, jumlah, bentuk, ukuran, kualitas dan lokasi setiap ruang-ruang laboratorium dapat saja berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, bergantung kepada keadaan di masing-masing sekolah. Hal itu dapat terjadi misalnya karena laboratorium didirikan dengan memanfaatkan ruangan-ruangan tertentu yang sudah ada di sekolah. Akan tetapi, seandainya laboratorium di bangun baru di tanah kosong, maka perencanaannya hendaklah memperhatikan perbandingan yang proporsional antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya, dan antara setiap ruangan yang dibuat hendaknya mudah saling mengakses selama kegiatan laboratorium berlangsung.

B. Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran
Telah dibicarakan di muka bahwa laboratorium memiliki peran sebagai tempat dilakukannya percobaan atau penelitian. Di dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan penunjang dari kegiatan kelas. Bahkan mungkin sebaliknya bahwa yang berperan utama dalam pembelajaran sain adalah laboratorium, sedangkan kelas sebagai tempat kegiatan penunjang. Fungsi lain dari laboratorium adalah sebagai tempat display atau pameran. Contohnya kita dapat menyaksikan adanya sejumlah spesimen hewan atau tumbuhan yang sengaja dipampang untuk pembelajaran. Kadang-kadang di dalam laboratorium juga dikoleksi sejumlah spesies langka atau bahkan yang sudah punah, baik yang mikroskopis maupun yang makroskopis. Dalam hal ini laboratorium ternyata juga dapat berperan sebagai musium kecil. Selain itu masih banyak lagi peranan laboratorium, sebagai perpustakaan IPA, sumber-sumber IPA.

C. Fasilitas Laboratorium
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.
Penerangan
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik.
Ventilasi
Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk laboratorium Fisika yang sering menggunakan bahan-bahan mudah menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot (ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian udara menjadi lebih baik.
Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama untuk laboratorium Fisika. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut. Beberapa kebutuhan instalasi air yang harus diperhatikan, yaitu:
·         Kebutuhan instalasi air di laboratorium adalah untuk keperluan proses pembelajaran yaitu eksperimen dan demonstrasi, merawat dan memelihara alat-alat laboratorium yang dapat dibersihkan dengan air, memelihara kebersihan laboratorium, dan untuk mencuci tangan.
·         Komponen Instalasi air terdiri dari saluran air bersih dari sumbernya ke dalam laboratorium, salurang air buangan (limbah), dan bak cuci lengkap dengan kran airnya.
·         Bak Cuci dapat dipasang di bagian ruangan yang memerlukan, namun hendaknya jauh dari lemari alat-alat yang tidak tahan terhadap kelembaban dan dari stop kontak listrik. Biasanya bak cuci di pasang di ruang guru, di bagian pinggir ruang praktikum, di dekat meja demonstrasi, dan dapat juga di dekat meja praktikum. Bak cuci sebaiknya tidak usah dipasang di ruang persiapan dan di gudang.

Listrik
Pada laboratoium Fisika, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting. Besarnya daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama alat-alat laboratorium yang membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace, autoclave dan lain-lain. Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan listrik yang tidak stabil dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan didekatkan dengan aliran air dan gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang mudah dijangkau. Terminal out let harus mudah dijangkau. Instalasi listrik secara periodic perlu diperiksa kondisinya. Kabel-kabel listrik secara periodic disikat untuk menghilangkan bahan-bahan korosif yang biasanya menempel pada permukaan kabel. Socket dan plug harus diperiksa apakah masih berfungsi dengan baik atau rusak (aus). Apabila rusak harus segera diganti. Periksa juga secara periodic hubungan kabel ke socket apakah masih terikat dengan kuat.
·         Kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium adalah untuk :
o   Memberikan penerangan di semua ruangan laboratorium yaitu di ruang praktikum, di ruang guru, di ruang persiapan, dan di ruang penyimpanan atau gudang
o   Memfasilitasi proses pembelajaran di laboratorium yaitu demonstrasi, eksperimen dan penelitian, atau penggunaan OHP, LCD dan amplifier.
o   Memfasilitasi pekerjaan administrasi laboratorium, yaitu untuk pemasangan mesin tik elektronik atau komputer.
·         Komponen instalasi listrik laboratorium dapat terdiri dari jaringan kabel, sikring, lampu, saklar dan stop kontak, lebih baik kalau dilengkapi dengan stabiliser.
·         Jaringan instalasi listrik di laboratorium dapat dipasang pada langit-langit ruangan, dinding ruangan, lantai, meja praktikum, meja demonstrasi, dan meja persiapan.

Mebeler
Yang dimaksud dengan fasilitas mebeler adalah peralatan mebel seperti meja, kursi, lemari, rak dan sebagainya. Pada prinsipnya semua mebeler adalah sama, namun karena fungsi dan tujuan pemakaiannya, maka mebeler laboratorium biasanya memiliki bentuk, ukuran, dan jenis bahan tertentu yang dapat berbeda dengan mebeler lainnya. Sesuai dengan tujuan pemakaian dan fungsinya, fasilitas mebeler laboratorium dapat terdiri dari bermacam-macam meja, kursi, lemari, rak dan loker, seperti yang akan dikemukakan berikut ini :
a.       Meja
Macam-macam meja di laboratorium adalah meja praktikum, meja demonstrasi, meja persiapan dan meja tulis.
·         Meja praktikum
Ø Untuk siswa melakukan praktikum atau kegiatan pembelajaran di laboratorium.
Ø Satu meja untuktuk satu percobaan dan satu percobaan dapat dilakukan oleh dua sampai 4 orang siswa.
Ø Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali meja belajar di kelas dengan atau misalnya tinggi 75 cm, lebar 70 cm dan panjang 120 cm.
Ø Dilengkapi dengan instalasi listrik.
Ø Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit) dengan meja yang lainnya.
·         Meja demonstrasi
Ø Untuk guru melakukan demonstrasi atau kegiatan pembelajaran di laboratorium.
Ø Dipasang di bagian depan ruang praktikum di depan papan tulis.
Ø Ukuran panjangnya kira-kira dua kali meja praktikum dengan lebar dan tinggi yang sama atau bisa juga tinggi 75 cm, lebar 80 cm dan panjang 200 cm.
Ø Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
Ø Di samping meja demonstrasi dapat dipasang bak cuci.
·         Meja persiapan
Ø Untuk guru dan atau laboran untuk mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk proses pembelajaran.
Ø Dipasang di ruang persiapan.
Ø Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi.
Ø Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
·         Meja tulis
Ø Untuk guru.
Ø Di pasang di ruang guru di laboratorium.
Ø Ukurannya sama dengan ukuran meja tulis pada umumnya, lengkap dengan laci-lacinya

b. Kursi
Kursi di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru dan kursi praktikum untuk siswa melakukan percobaan atau mengikuti pembelajaran di laboratorium.
Ø  Kursi praktikum biasanya dibuat tanpa sandaran punggung dan tangan.
Ø  Kursi praktikum umumnya dibuat dari rangka besi tingginya sekita 50 cm dan tempat duduknya terbuat dari kayu berbentuk dengan diameter sekitar 25 cm.
Ø  Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara berisik ketika digeser, bagian bawak (telapak) kaki kursi sebaiknya dilapisi plastik, kayu atau karet.

c. Lemari
Lemari di laboratorium terutama dapat dibedakan atas lemari alat, lemari buku, dan lemari administrasi.
·         Lemari alat
Ø Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat laboratorium.
Ø Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi yang disimpan di ruang penyimpanan, dan lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum.
Ø Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum, juga dapat digunakan sebagai meja praktikum, misalnya untuk percobaan yang menggunakan instalasi gas..
Ø Semua lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus terbuat dari bahan yang kuat untuk menahan beban yang cukup berat, sebaiknya tidak dari partikel blok atau tripleks dan multiplek yang terlalu tipis.
Ø Agar tidak menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat-alat biasanya berupa pintu geser.
Ø Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya terbuat dari kaca, agar mudah dilihat alat apa yang terdapat di dalamnya.
Ø Pintu lemari alat-alat harus dilengkapi dengan kunci yang menjamin keamaan alat-alat di dalamnya.
Ø Alas tahapan lemari alat sebaiknya dapat dibongkar-pasang untuk memudahkan penyimpanan alat-alat yang lebih tinggi dari tinggi tahap yang tersedia.   
·         Lemari administrasi
Ø  Lemari administrasi adalah lemari yang digunakan untuk menyimpan segala format
Ø  administrasi laboratorium.
Ø  Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam, dengan ukuran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan tempat.
Ø  Jumlah lemari administrasi jangan terlalu banyak dibandingkan dengan jumlah lemari alat.
Ø  Lemari ini disimpan di ruang guru, dan diberi kunci.
·         Lemari buku
Ø  Digunakan untuk menyimpan berbagai buku    kepustakaan laboratorium.
Ø  Lemari ini sebaiknya berninding kaca, dan tidak dikunci, agar setiap pengguna laboratorium dapat menggunakan buku yang disimpan di dalmnya.
Ø  Lemari ini dapat disimpan di ruang guru.

d. Rak
Ø  Rak adalah lemari tanpa dinding, yang digunakan untuk menyimpan alat-alat.
Ø  Alat-alat yang disimpan dalam rak ini biasanya adalah alat-alat yang memiliki kotak khusus, atau alat-alat yang tidak terlalu memerlukan perlindungan dari cuaca dan debu.
Ø  Rak dapat disimpan di ruang penyimpanan alat, di ruang persiapan, dan di ruang guru
e. Loker
Ø  Loker siswa adalah lemari yang disediakan di laboratorium khusus untuk menyimpan buku dan tas siswa di dalam laboratorium.
Ø  Loker ditempatkan dibagian pinggir depan atau belakang ruang praktikum.
Ø  Loker di laboratorium biasanya dibuat hanya berupa kotak-kota dari sekat-sekat dan tahap-tahap tanpa pintu.
Ø  Loker dapat dibuat dari bahan kayu dengan ukuran yang ideal untuk siswa.
Ø  Sebaiknya disediakan satu kotak untuk tiap satu siswa.
Selain itu, perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya. Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja siswa / mahasiswa ukuran tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa paling belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat diatur, sehingga siswa / mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum / percobaan. Meja samping yang biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari cor beton. Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian bawah meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari. Ukuran meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya antara 50 cm sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70cm -75 cm. Demikian halnya meja untuk timbangan harus rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat cocok dibuat dari cor beton atau dari bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan hendaknya memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan dalam menata alat-alat yang bervariasi ukurannya. Adakalanya dibutuhkan suatu lemari yang khusus digunakan untuk menyimpan mikroskop dan alat optik lainnya. Lemari mikroskop dibuat dengan tahapan (shelve) yang kokoh dan datar yang dapat dibuat dari bahan logam atau kayu keras. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan atau jumlah mikroskop yang dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan untuk lemari mikroskop tersebut adalah diusahakan tidak lembab agar terhindar dari jamur.
Instalasi gas
Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-percobaan yang menggunakan kompor/pemanans bunsen seperti untuk memanaskan air dan sebagainya. Instalasi gas di laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG dan penyaluran gas ke kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau lantai ke kompor/pemanas. Dengan adanya instalasi gas ini, harus diperhatikan instalasi udara yang cukup di tempat yang tepat untuk membuang kebocoran gas yang mungkin terjadi. Harus diingat bahwa kalau menggunakan gas LPG maka gas itu lebih berat dari udara sehingga lubang pembuangan kebocoran gas itu harus di bagian bawah dinding atau cukup rendah.

D. Personal
Agar kesinambungan daya guna laboratorium dapat dipertahankan, laboratoratorium perlu dikelola secara baik. Salah satu bagian dari pengelola lab ini adalah staf atau personal laboratorium. Staf atau personal laboratorium mempunyai tanggunga jawab terhadap efektifitas dan efisiensi laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat dan bahan-bahan praktikum. Pada sekolah menengah, biasanya laboratorium dikelola oleh seorang penanggung jawab laboratorium yang diangkat dari salah seorang guru IPA (fisika, kimia atau biologi). Di Perguruan Tinggi yang bertindak sebagai panggung jawab laboratorium adalah kepala laboratorium yang dapat diangkat oleh Ketua Jurusan atau Pimpinan Perguruan Tinggi, tergantung status laboratoriumnya, apakah laboratorium pusat atau laboratorium Jurusan. Di Sekolah Menengah, pengelola laboratorium bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah. Selain pengelola laboratorium biasanya terdapat pula seorang teknisi laboratorium. Tugas teknisi laboratorium membantu penyiapan bahan-bahan / alat-alat praktikum, pengecekan secara periodic, pemeliharaan dan penyimpanan alat dan bahan. Agar kinerja pengelola laboratorium berjalan baik, perlu disusun struktur organisasi laboratorium. Pada struktur organisasi tersebut, dicantumkan pula para guru mata pelajaran fisika, kimia dan biologi sebagai penanggung jawab masing-masing alat/bahan. Sebagai contoh struktur organisasi tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:

Tugas penanggung jawab laboratorium selain mengkoordinir berbagai aspek laboratorium, juga mengatur penjadualan penggunaan laboratorium. Penjadualan ini dikoordinasikan dengan bagian kurikulum dan mempertimbangkan usulan-usulan guru. Pada laboratorium dengan peralatan lab yang rumit atau kompleks, biasanya perlu diangkat seorang operator alat. Operator alat bertanggung jawab terhadap alat yang dioperasikannnya, oleh karena itu operator harus selalu siap jika sewaktu-waktu alat tersebut digunakan.

E. Anggaran
Kelancaran kegiatan laboratorium dan kesinambungan fungsionalisasi laboratorium sangat tergantung kepada anggaran yang memadai. Penngertian anggaran disini adalah suatu proses yang meliputi perencanaan sistematik untuk suatu kegiatan yang menghemat uang. Untuk laboratorium sains anggaran harus sudah disiapkan dua atau tiga bulan sebelum tahun ajaran baru dimulai, sehingga cukup waktu untuk pertimbangan, pembatalan dan finalisasi pesanan-pesanan dann pengadaan alat. Urutan persiapan anggaran untuk laboratorium sains yang dianjurkan sebenarnya tidak ada tata cara yang standar disebabkan variasinya administrasi. Langkah-langkah berikut ini sangat bermanfaat untuk dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran:
1.      Cek semua persediaan alat/bahan
2.      Dengan bantuan guru senior dan asisten laboratorium, mintakan informasi mengenai:
a.       Barang habis tahunan
b.      Periode mana dari tahun ajaran, bahan habis tertentu dibutuhkan untuk digunakan
c.       Alat-alat yang mengalami kerusakan akut
d.      Alat-alat baru yang dibutuhkan pada tahun ajaran yang akan datang
e.       Alat/bahan yang rusak atau hilang
3.      Mencari informasi proyeksi penerimaan siswa pada tahun ajaran yang akan datang
4.      Pengecekan fasilitas laboratorium mencakup suplai air, listrik, gas dan lain-lain
5.      Mengecek harga-harga alat/bahan pada saat ini dan memprediksi harga-harga tersebut pada tahun mendatang
6.      Berdasarkan informasi di atas (1-5) dan hasil konsultasi dengan guru-guru IPA, masing-masing guru senior menyiapkan daftar kebutuhan untuk tahun yang akan datang. Daftar yang dibuat harus mencakup tipe alat, model dan jumlah yang dibutuhkan. Secara umum daftar kebutuhan meliputi:
a.       Bahan habis
b.      Alat-alat gelas, plastik dan logam
c.       ATK
d.      Dan lain-lain
7.      Mendiskusikan hal-hal yang penting dan kritis untuk penyelesaian kebutuhan alat/bahan tersebut dengan melibatkan Kepala Sekolah dan guru senior.

Pengusulan kebutuhan alat atau bahan hendaknya dibuat dalam bentuk format pemesanan dengan mencantumkan nama alat/bahan, spesifikasi yang jelas, jumlah dan estimasi harganya. Contoh formatnya adalah sebagai berikut:







F. Inventarisasi Alat dan Bahan
Untuk memudahkan pemeriksaan alat dan bahan laboratorium perlu dilakukan inventarisasi yang sistematik. Inventarisasi ini dapat dibuat pada suatu buku atau secara komputasi sebagai daftar induk. Hal-hal yang umum diperlukan pada inventarisasai mencakup:
1. Kode Alat/bahan
2. Nama alat/bahan
3. Spesifikasi alat/bahan (Merk, tipe, dan pabrik pembuat alat)
4. Sumber pemberi alat dan tahun pengadaannya
5. Tahun penggunaan
6. Jumlah atau kuantitas
7. Kondisi alat, baik atau rusak

Setiap alat / barang /bahan / zat yang masuk atau diterima di Madrasah, baik yang berasal dari permintaan sekolah melalui usulan mapun yang berasal dari bantuan (dropping) harus dicatat dalam daftar penerimaan alat/bahan. Contoh formatnya adalah sebagai berikut: